Pages

Subscribe:

Labels

Senin, 22 Oktober 2012

Biodata Lengkap Bambang Pamungkas

Biodata Lengkap Bambang Pamungkas


Biodata Lengkap Bambang Pamungkas


biodata lengkap bambang pamungkas :
Nama lengkap : Bambang Pamungkas
Tanggal lahir : 10 Juni 1980 (umur 31)
Tempat lahir : Salatiga, Indonesia
Tinggi : 171 cm

Perjalanan karir bambang pamungkas

- SSB Ungaran Serasi (1988-1990)
- Diklat Salatiga (1990-1995)
- Persikas Kab. Semarang (1992)
- Persikas Aspac Inti (1995-1999)
- Persija Jakarta (1999-2000)
- EHC Norad (2000-2001)
- Persija Jakarta (2001-2004)
- Selangor FC (2005-2006)
- Persija Jakarta (2007-Sekarang)

Kamis, 18 Oktober 2012

Biodata Irfan Bachdim

Biodata Irfan Bachdim


Nama lengkap      : Irfan Haarys Bachdim
Nama akrab         : Irfan Bachdim
Tempat lahir         : Amsterdam
Tanggal lahir         : 11 Agustus 1988

Irfan Haarys Bachdim, lahir di Amsterdam, 11 Agustus 1988 adalah pemain sepak bola Indonesia keturunan Belanda. Saat ini ia memperkuat Persema Malang di Liga Super Indonesia. Ia juga tergabung dalam timnas Indonesia asuhan Alfred Riedl untuk Piala AFF 2010. Dalam bermain, ia bisa menempati berbagai posisi seperti striker, gelandang maupun sayap.
Ayah Irfan, Noval Bachdim, adalah warga negara Indonesia kelahiran Malang yang telah menetap lebih dari 20 tahun di Belanda; sedangkan ibunya Hester van Dijic adalah warga negara Belanda. Keluarga Bachdim tinggal di kota Amsterdam. Noval Bachdim pernah menjadi pemain Persema Malang di era 80-an. Keluarga besar dari ayahnya kini masih tinggal di Lawang, Kabupaten Malang.
Karir Di Belanda
Irfan mulai bermain sepak bola di akademi sepakbola Ajax Amsterdam. Setelah tiga tahun ia pindah ke SV Argon, di mana ia menjadi pencetak gol terbanyak meskipun ia bermain sebagai gelandang. Irfan kemudian direkrut oleh pencari bakat FC Utrecht, dan menandatangani kontrak dengan klub tersebut. Ia kemudian bermain untuk tim junior Utrecht, dan sesekali menjadi pemain cadangan tim senior. Setelah kontraknya tidak diperpanjang lagi, maka pada bulan Juli 2009 ia ditransfer tanpa biaya ke klub HFC Haarlem.
Karir Di Indonesia
Pada bulan Maret 2010, Irfan mengikuti seleksi pemain di Persib Bandung dan Persija Jakarta, namun kedua klub tersebut tidak memilihnya. Tanggal 9 Agustus 2010, ia direkrut pelatih Persema Malang, Timo Scheunemann, setelah sang pelatih melihat permainan Irfan dan para pemain muda berlaga amal untuk tokoh sepakbola Lucky Acub Zaenal di Stadion Gajayana, Malang. Irfan Bachdim direkrut bersama-sama dengan Kim Jefri Kurniawan, pemain berdarah Indonesia-Jerman yang sebelumnya bermain di FC Heidelsheim.
Karir Di Tim nasional
Tahun 2006, Irfan sempat hampir membela tim sepak bola U-23 Indonesia di Asian Games Qatar. Namun ia harus absen dari turnamen tersebut karena menderita cedera.
Dalam Piala AFF 2010, ia tergabung dalam timnas senior Indonesia di bawah pelatih Alfred Riedl. Debut pertama bersama timnas Indonesia ia awali ketika timnas menang 6-0 di laga persahabatan melawan Timor Leste, di Palembang pada 21 November 2010. Penampilan pertamanya bersama timnas dalam turnamen resmi terjadi pada 1 Desember 2010, saat Indonesia mengalahkan Malaysia 5-1 di Gelora Bung Karno pada ajang AFF 2010. Irfan sendiri mencetak 1 gol dalam pertandingan tersebut.

Selasa, 16 Oktober 2012

Profil Dan Sejarah Lengkap Club Manchester City

WELCOME TO
THE NEW ERA OF MANCHESTER CITY FC :




Click here to see a large version






PROFIL DAN SEJARAH

Berdiri: 1887

Alamat: Rowsley St., M11 3FF England

Telepon: 0870 062 1894

Faksimile: 0161 438 7999

Surat Elektronik: mcfc@mcfc.co.uk

Laman Resmi: http://www.mcfc.co.uk

Ketua: Khaldoon Al Mubarak

Direktur: Garry Cook

Stadion: The City of Manchester Stadium
Sejarah Singkat
Didirikan dengan nama awal St. Mark's (West Gorton) pada 1880 oleh Anna Connell serta dua pengurus gereja St. Mark's, klub pindah ke timur kota Manchester dan diberi nama lagi menjadi Ardwick AFC. Nama tersebut menjadi Manchester City FC pada 1893/94 setelah klub mengalami reorganisasi akibat masalah finansial. Lima tahun setelahnya, City meraih promosi ke Divisi Satu. Gelar pertama klub didapat di kancah Piala FA, setelah City menekuk Bolton Wanderers 1-0, pada 23 April 1904. Sayangnya, segera setelah itu kondisi finansial klub terganggu dan menyebabkan tertahannya status 17 pemain, termasuk kapten Billy Meredith, yang akhirnya memutuskan menyeberang ke Manchester United.

Gelar liga pertama direngkuh musim 1936/37, namun City terdegradasi musim selanjutnya meski mencetak gol lebih banyak dari tim manapun di kompetisi. Prestasi tersebut baru dapat terulang lebih dari tiga dasawarsa kemudian. Gelar liga 1967/68 diraih pada hari terakhir kompetisi dengan mengalahkan Newcastle United, 4-3.

Sukses pada 1960-an dan 1970-an tidak berlanjut pada dasawarsa berikutnya. Sepanjang 1980-an, City dua kali terdegradasi dari top tier. Saat Liga Primer dimulai 1992, City termasuk salah satu klub yang mengawalinya. Namun, empat tahun kemudian City terdegradasi ke Divisi Satu. City pun lebih dikenal sebagai klub yang turun naik divisi dan berada di balik bayang-bayang kesuksesan rival sekotanya. Perombakan besar-besaran terjadi akhir 2000-an ketika Thaksin Shinawatra dan kelompok investasi Abu Dhabi United Group bergantian menguasai saham kepemilikan klub. Keduanya sama-sama ambisius dan mengubah wajah City menjadi klub kosmopolitan. Tapi, masih butuh penegasan berupa prestasi di atas lapangan agar City benar-benar ditakuti seluruh tim di Inggris, atau bahkan di Eropa.

PRESTASI :


1 kali juara Piala Winners (1969/70)

3 kali juara Liga Primer (plus Divisi Satu lama, 1936/37, 1967/68, 2011/12)

7 kali juara Divisi Satu (Divisi Dua lama, 1898/99, 1902/03, 1909/10, 1927/28, 1946/47, 1965/66, 2001/02)

5 kali juara Piala FA (1903/04, 1933/34, 1955/56, 1968/69, 2010/11)

2 kali juara Piala Liga (1969/70, 1975/76)

3 kali juara Charity Shield (1937, 1968, 1972)

Senin, 15 Oktober 2012

Catatan Untuk Para Suporter Indonesia

Tulisan ini murni hasil copy paste dari seseorang yang mengatasnamakan Humas PSSI dengan menggunakan nama Desy C, meskipun saya cari di situs PSSI tidak termuat hasil tulisan ini. Mengapa saya copy paste murni? Karena tulisan ini begitu bagus untuk sekedar ditambahkan sepatah-dua patah kata dari saya. Jadi lebih baik tulisan ini saya biarkan apa adanya.


—————————————————————————————————————————————–

“Jika orang bermimpi dianggap parodi, maka habislah masa depan sepak bola kita”

Cukup terhenyak rasanya ketika timnas baru-baru ini mengalami kekalahan dan saya membaca komentar seseorang dengan lantang mengatakan, “mamppoooossss!!!” Saat membaca itu saya seketika bingung - TOTAL! Bagaimana mungkin seorang yang mengaku suporter merah-putih mengatakan hal yang demikian menyakitkan (bagi pemain jika tertiup hingga ke daun telinga mereka)? Bagaimana mungkin rasa sentimen terhadap politik sepak bola harus berimbas kepada anak-anak yang telah bermain setengah mati selama 90 menit dengan mengemban lambang Garuda di dada, terlepas dari hasil buruk yang mereka raih? Kasus suporter Inggris menghujat timnas-nya ketika tim mereka terus menerus didera kekalahan nyaris sama dengan kasus ini. Tetapi bedanya, mereka melemparkan hujatan karena geram tim pujaan mereka kalah, bukan malah MENSYUKURI kekalahan tim-nya. Dua hal yang jelas berbeda.

Ngenesnya, kata-kata “mampus” itu entah bagaimana memang terbaca oleh seseorang pemain lain (yang saat itu tidak berada di lapangan) yang kemudian emosinya meluap dan mengeluarkan kata-kata bermaksud pembelaan yang tidak kalah parau, “suruh aja mereka yang main di lapangan!!!”. Kata-kata bernada emosional ini jelas tidak baik diucapkan, namun kemudian terlontar begitu saja bersamaan dengan semangat yang kemudian menurun drastis untuk membela bangsa.

Seperti jutaan kali saya katakan, terlepas dari dualisme liga yang melarang pemain dari liga yang tidak diakui FIFA untuk bermain bagi timnas, siapapun yang menggunakan seragam berlambang Garuda adalah personil yang namanya pantas kalian teriakkan lantang di dalam stadion. Mengapa? Karena jerit suporter adalah cambukan semangat bagi mereka. Karena kepercayaan diri mereka meningkat berkat dukungan. Karena usaha mereka akan berlipat ganda berkat gemuruh di stadion. Memang kita belum meraih trophy bergengsi meski GBK belakangan sering penuh, namun saya optimis akan ada era kebangkitan jika kita memulai memompa semangat pemain muda dari sejak dini. Jelas untuk itu, optimisme suporter yang biasanya berbaris di belakang mereka menjadi harga mati. Sayang bukan itu yang sekarang sedang terjadi.

Ada yang mengatakan, “saya tidak dukung karena pemainnya bukan dari ISL, di sana kan ladang pemain bagus?!” Kata-kata seperti ini adalah murni ungkapan jujur pecinta sepak bola nasional. Tidak bisa ditentang karena itu merupakan buah pemikiran pribadi. Saya pribadi suka menyaksikan gaya bermain banyak pemain di sana. Tapi apa lantas saya harus mogok membela timnas dengan materi-materi baru? NO. Dari dulu pun saya sudah menyaksikan pertandingan timnas meski dipimpin oleh musuh bersama saat itu, Nurdin Halid dan tidak lantas memusuhi timnas meski saat-saat itu kondisi politik sepak bola juga kacau. Eksperimen usia dini harus terus dilakukan untuk menemukan tim masa depan yang tangguh. Sayangnya sayap para pemain muda ini susah mengepak lebar menuju angkasa akibat masih belajar terbang, sudah harus dilukai massa.

Lalu kemudian ada yang meneriakkan bahwa pemain ISL merupakan korban politik. Jujur, saya cukup sependapat dengan hal itu. Tapi, pfffttt…. Tahukah kalian bahwa yang benar-benar menjadi korban politik terparah saat ini justru seluruh pemain yang tengah berjuang atas nama timnas?

Ketika daun-daun muda ini mendengar adanya seleksi, nyaris seluruh pemain datang dengan semangat 45 menuju lokasi seleksi. Dengan harapan tinggi dan semangat membuncah, mereka menjalani beberapa kali sesi latih tanding untuk unjuk kemampuan. Meski seleksi harus dengan fasilitas susah-payah terlebih dahulu, mereka enggan mengeluh demi impian memasuki skuat tim nasional.

Tahukah kalian, bahkan ada yang nekad sakit-sakit datang menuju lokasi latihan selagi ada panggilan? Ada yang memaksakan diri datang dengan ongkos seadanya? Ada yang takut menaiki pesawat namun memberanikan diri demi timnas? Ada yang bahkan meski belum mendapat persetujuan atasan sudah berangkat dengan biaya sendiri? Ada yang bahkan hingga lupa bawa koper? Kenapa? Jarang ada kesempatan bagi mereka untuk bisa terpilih masuk seleksi timnas. Selagi pintu itu terbuka lebar, usaha hidup-mati pun mereka lakukan. Wajah-wajah polos anak kecil yang menyimpan tekad untuk mengharumkan nama bangsa ini…. wajah-wajah yang masih menyimpan optimisme dengan mata berbinar ini…. wajah penuh impian itu berubah menjadi haru biru ketika nama mereka disebut memasuki timnas. Modal impian membuat tubuh mereka bergetar ketika disodorkan seragam kebanggan timnas, merah-putih. Sayang, anak-anak tidak bersalah ini ternyata berangkat minus suara dukungan banyak suporter (tidak semua namun cukup banyak). Ternyata yang mengaku suporter garis keras pun bisa melontarkan kata-kata mogok bahkan menghujat anak-anak ini. Sangat menyedihkan.

Ketika kondisi sudah seperti ini, maka… bung, kondisi sepak bola kita sudah jauh dari kronis. Sepak bola itu sendiri sudah mati karena terlalu rusak dari lapisan atas hingga bawah. Jika impian sudah tidak ada atau orang bermimpi dianggap parodi, maka habislah masa depan sepak bola kita.

Anda boleh memprotes masalah pemilihan materi pemain timnas, TETAPI bukan lantas berujung mogok sama sekali membela timnas terpilih. Mereka tidak bersalah sama sekali. Berikan kritik pada jalurnya, namun bukan menebas semangat skuat yang bermain di lapangan atas nama negara, kalah ataupun menang. Tidak perlu terbawa arus politik. Jika Anda membenci peraturan yang baru, jangan menampar orang yang menjalani aturan baru itu.

Biarkan bibit-bibit muda menegakkan kepala. Berikan jalan bagi mereka untuk menempa pengalaman bertanding. Berikan kesempatan bagi mereka untuk menyimpan binar di mata sebagai pengemban lambang Garuda. Mengenai problema politik yang melumpuhkan semangat terhadap sepak bola nasional sendiri, jangan lampiaskan kepada skuat muda ini. Mereka bisa saja menjadi pahlawan lapangan hijau di masa mendatang, datang dari lumpur politik. Sejenak, sampingkan permasalahan politik yang menyebalkan, mari mengangkat segelas kopi hitam, ikat tali sepatu Anda, gunakan atribut merah-putih loakan Anda, coretlah wajah dengan lambang bendera merah-putih, berangkat, dan berteriaklah selantang mungkin untuk membangkitkan impian kita dari awal sekali lagi. Suatu saat, toh permasalahan politik ini akan berakhir. Suatu saat, toh semua pemain berhak mendapat tempat di timnas. Suatu saat, toh kita akan mengangkat trofi juara. Hanya tinggal menunggu sang waktu… Seperti ucapan Henry Miller, “Back of every creation, supporting it like an arch, is faith. Enthusiasm is nothing: it comes and goes. But if one believes, then miracles occur”.

—————————————————————————————————————

Epilog

Beberapa kali tulisan saya yang mengandung copy paste dihapus oleh admin. Padahal, tulisan tersebut sudah saya modifikasi sedemikian rupa hingga tidak lagi mirip dengan sumber aslinya. Bahkan, meski sudah saya cantumkan tautan ke sumber asli, tetap saja tulisan saya kena tilang dan hangus terbakar. Dan keheranan saya semakin bertambah setelah melihat ada beberapa tulisan di kompasiana yang murni copy paste lolos dari jeratan tilang admin kompasiana. Khusus untuk tulisan kali ini memang sengaja saya copy paste murni dan karena saya tidak menemukan sumber aslinya, hanya sekedar copas dari sebuah forum (FDSI), maka saya tidak bisa menampilkan tautan aslinya. Sekalian untuk melihat apakah admin kompasiana masih juga berlaku berat sebelah.

Silahkan dinikmati.

Jumat, 12 Oktober 2012

32 club yang di rilis PSSI kategori club illegal

Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) merilis daftar 32 klub terhukum, Kamis (11/10/2012). Ke-32 klub itu terdiri dari 14 klub Indonesia Super League (ISL) dan 18 klub Divisi Utama.

Salah satu klub itu adalah Pelita Jaya yang diperkuat bomber tim nasional Malaysia, Safee Sali.

"PSSI mengirim surat semata-mata untuk membalas surat mereka. Sebelumnya, FAM (Federasi Sepak Bola Malaysia) telah berkirim surat kepada Pelita Jaya, dan kami mendapat tembusan. Mereka menanyakan status Safee Sali di Pelita Jaya," jelas Sekjen PSSI, Halim Mahfudz, di Kantor PSSI.

Halim menambahkan PSSI sebagai federasi yang sah menjelaskan kepada FAM bahwa Pelita Jaya merupakan klub yang sedang dihukum karena bermain di Indonesia Super League (ISL) yang dinilai ilegal oleh PSSI.

"Hal itu sudah ditegaskan dalam Kongres PSSI di Palangkaraya. Kongres PSSI di Palangkaraya menyebut ISL merupakan liga ilegal dan klub-klub yang bermain di ISL berada dalam status yang suspended," bebernya.

"Kalau mengacu pada MoU, itu jelas berbeda. MoU adalah acuan untuk kedua belah pihak sebagai proses unifikasi liga. Keputusan mengenai status suspended dari klub-klub yang ada di ISL akan diputuskan pada kongres selanjutnya karena keputusan kongres di Palangkaraya akan selesai di kongres berikutnya bukan berdasarkan MoU," lanjutnya.

Berikut daftar 32 klub ISL yang dianggap ilegal PSSI.

1. Persipura Jayapura,
2. Persiwa Wamena,
3. PSPS Pekanbaru,
4. Persisam Samarinda,
5. Persib Bandung,
6. Pelita Jaya,
7. Sriwijaya FC,
8. Persela Lamongan,
9. Deltras Sidoarjo,
10. Mitra Kukar,
11. Persiba Balikpapan,
12. Persiram Raja Ampat,
13. Persidafon Dafonsoro,
14. PSAP Sigli Divisi Utama
15. PSGL Guyo Lues.
16. Persih Tembilahan,
17. Persita Tangerang,
18. Persip Pekalongan,
19. Persitema Temanggung,
20. Persiku Kudus,
21. PSIM Yogyakarta,
22. PSMP Mojokerto,
23. PSBK Blitar,
24. Persekam Metro Malang,
25. Persid Jember,
26. Persepam Pamekasan,
27. PS Sumbawa Barat,
28. Barito Putra,
29. Persigo Gorontalo,
30. Persin Sinjai,
31. PSBS Biak,
32. Perseru Serui.

sumber : http://bola.kompas.com/read/2012/10/11/1542336/PSSI.Rilis.Nama.32.Klub.Ilegal